Assalamu'alaikum WR. WB, setelah lebih dari dua minggu belum sempat nulis postingan baru karena berbagai kendala akhirnya hari ini ada juga waktu untuk nulis lagi. sekarang, langsung saja dengan bangga kami persembahkan postingan pertama kami di bulan Desember ini. silahkan dibaca.
Pada Desember 1914, empat bulan setelah Perang Dunia I dimulai, para tentara Jerman dan Britania Raya yang sedang berseteru bersiaga di parit-parit tempat perlindungan masing-masing, bertahan dari cuaca dingin dan hujan salju, dengan sniper yang tetap membidik target hampir di segala penjuru, harapan tampaknya tak lagi ada.
Pada Desember 1914, empat bulan setelah Perang Dunia I dimulai, para tentara Jerman dan Britania Raya yang sedang berseteru bersiaga di parit-parit tempat perlindungan masing-masing, bertahan dari cuaca dingin dan hujan salju, dengan sniper yang tetap membidik target hampir di segala penjuru, harapan tampaknya tak lagi ada.
Namun
tiba-tiba, sekitar pukul sepuluh malam, setelah desingan-desingan peluru tidak
lagi terdengar, suara-suara nyanyian muncul dari tempat perlindungan tentara
Jerman,
Stille
Nacht! Heil'ge Nacht!
Alles
schläft; einsam wacht
Nur
das traute hoch heilige Paar.
Holder
Knab' im lockigen Haar,
Walau bahasa yang digunakan tidak
dimengerti oleh tentara Britania, tapi nada yang dinyanyikan terasa familiar. Ya,
lagu Natal! Seketika tentara Britania membalas nyanyian tentara Jerman dalam
bahasa inggris. Dan malam itupun berakhir dengan tidak biasa.
Tentara Jerman dan Tentara Britania Raya |
Dipagi hari, beberapa tentara Jerman
keluar dari tempat perlindungan untuk menemui tentara Britania, dalam
kesaksiannya Kapten Sir Edward Hulse dari pihak Britania berkata, “Kira-kira
pukul 08:30 pagi, saya melihat empat tentara Jerman meninggalkan tempat
perlindungan mereka dan mendekati kami. Saya langsung memerintahkan dua pasukan
untuk pergi menemui mereka, tanpa senjata, sebagaimana yang dilakukan oleh
keempat tentara Jerman itu. Kami berada kira-kira 300 meter dari arah musuh.” “Ketika
ditemui, salah satu dari keempat tentara itu mengatakan bahwa mereka hanya
ingin mengucapkan Selamat Natal, dan berjanji tidak akan menyerang” ia menambahkan.
Seketika suasana mencair, tentara dari
kedua pihak yang berseteru mulai saling mendekat, berjabat tangan, dan saling
bertukar cinderamata. Letnan Cyrill Drummond dari Resimen 135 Britania berkata,
“Mereka memberi saya beberapa batang rokok dan tembakau Jerman, sebagai balasan
saya memberikan setoples selai yang baru sedikit digunakan, dan kemudian kami
berfoto bersama.”
Tentara Jerman v Tentara Britania Raya |
Dan sepak bola memainkan perannya! Seorang tentara Britania datang membawa sebuah bola sepak, pertandinganpun digelar, Tim Tentara Britania melawan Tim Tentara Jerman! Kedua sisi tiap gawang ditandai dengan sebuah helm perang. “Sangat sulit bermain di lapangan yang membeku, tanpa wasit, dan banyak tendangan yang mengarah jauh dari gawang, tapi para pesepakbola dadakan ini tetap bermain dengan antusias, walaupun mereka pasti sangat kelelahan.” Ujar Letnan Johannes Niemann dari Resimen 133 Jerman. “Tim Jerman bermain dengan semangat, walau sering menggigil karena diterpa udara dingin, begitu juga Tim Britania.” tambahnya.
Setelah satu jam bermain, pertandingan
berakhir dengan hasil 3 gol untuk Jerman dan 2 gol untuk Britania Raya. “Pertandingan
berakhir dengan skor 3 untuk Fritz (sebutan untuk tentara Jerman) dan 2 untuk
Tommy (sebutan untuk tentara Britania).” kenang Letnan Niemann dengan bangga. Hari
spesial itu akhirnya berakhir, satu persatu tentara Jerman dan Britania kembali
ke tempat perlindungan masing-masing. Kapten C. I. Stockwell dari pasukan
Britania Raya menembakkan peluru ke udara tiga kali setelah sebelumnya
memberikan hormat kepada para tentara Jerman. Tak berselang lama para tentara
Jerman membalas memberikan hormat dan juga menembakan peluru keudara sebanyak
dua kali. “Dan perang bergulir kembali.” ucap Kapten Stockwell.
Monumen Peringatan Gencatan Senjata 1914 |
Pemain U-12 West Bromwich Albion Memperingati Hari Terjadinya Gencatan Senjata 1914 |
Sepak Bola! Ya, Sepak Bola dengan segala suka citanya telah ikut menghentikan perang dari dua belah pihak yang berseteru walau hanya satu hari. Gila? Iya! Sepak Bola kadang memang bikin tergila-gila. Bukan begitu Bapak-bapak anggota PSSI dan KPSI yang terhormat? ;)
riset berbagai sumber
wah baru tahu saya kalau ada ceritanya yang seperti ini...
BalasHapusbisa ya dalam keadaan perang tetiba damai terus main bola hehehe
karena sepak bola itu bukan pemecah kak :)
Hapussalam kenal kak, aku alumni smanpala jg :D
wah, ketemu juga akhirnya blog yang cerita tentang sepakbola.,
BalasHapusngomon-ngomong milanisti juga ya mas ? sama kita
#forzaMilan
bagaimana kalo kita buat best milan versi masing-masing ? :)
terima kasih sudah baca :)
Hapusiya #Forza Milan.
wah kayaknya keren juga tuh :)
Christmas Truce and Soccer ..
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=pyKvHY4eSyg